RELIGI JAWA
Orang Jawa
percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena
sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan
tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak
sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas
ijin serta kehendak-Nya.
Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat
memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga
memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas. Pandangan orang
Jawa yang demikian biasa disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti,yaitu
pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai
harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir, yaitu manusia
menyerahkan dirinya selaku kawula terhadap Gustinya.
Puncak gunung dalam kebudayaan Jawa dianggap suatu tempat yang tinggi dan
paling dekat dengan dunia diatas, karena pada awalnya dipercayai bahwa
roh nenek moyang tinggal di gunung-gunung.
Sebagian besar orang Jawa termasuk dalam
golongan yang telah berusaha mencampurkan beberapa konsep dan cara
berpikir islam, dengan pandangan asli mengenai alam kodrati (dunia ini) dan
alam adikodrati (alam gaib atau supranatural).
Pandangan hidup merupakan suatu abstraksi
dari pengalaman hidup. Pandangan hidup adalah sebuah pengaturan mental dari
pengalaman hidup yang kemudian dapat mengembangkan suatu sikap terhadap hidup.
Ciri pandangan hidup orang Jawa realitas yang
mengarah kepada pembentukan kesatuan Numinus antara alam nyata, masyarakat dan
alam adikodrati yang dianggap keramat. Alam adalah ungkapan kekuasaan yang
menentukan kehidupan. Orang Jawa percaya bahwa kehidupan mereka telah ada
garisnya, mereka hanya menjalankan saja.
Dasar kepercayaan Jawa atau Javanisme adalah
keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada hakekatnya adalah
satu, atau merupakan kesatuan hidup. Javanisme memandang kehidupan
manusia selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan
manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan pengalaman-pengalaman yang
religius.
Alam pikiran orang Jawa merumuskan kehidupan
manusia berada dalam dua kosmos (alam) yaitu makrokosmos dan mikrokosmos.
Makrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah
sikap dan pandangan hidup terhadap alam semesta, yang mengandung
kekuatan-kekuatan supranatural (adikodrati). Tujuan utama dalam hidup adalah
mencari serta menciptakan keselarasan atau keseimbangan antara kehidupan
makrokosmos dan mikrokosmos.
Dalam makrokosmos pusat alam semesta adalah
Tuhan. Alam semesta memiliki hirarki yang ditujukan dengan adanya jenjang alam
kehidupan dan adanya tingkatan dunia yang semakin sempurna ( dunia atas - dunia
manusia - dunia bawah ). Alam semesta terdiri dari empat arah utama ditambah
satu pusat yaitu Tuhan yang mempersatukan dan memberi keseimbangan.
Sikap dan pandangan terhadap dunia nyata (
mikrokosmos ) adalah tercermin pada kehidupan manusia dengan lingkungannya,
susunan manusia dalam masyarakat, tata kehidupan manusia sehari-hari dan segala
sesuatu yang nampak oleh mata. Dalam menghadapi kehidupan manusia yang baik dan
benar didunia ini tergantung pada kekuatan batin dan jiwanya.
Bagi
orang Jawa dahulu, pusat dunia ini ada pada pimpinan atau raja dan keraton,
Tuhan adalah pusat makrokosmos sedangkan raja dianggap perwujudan wakil Tuhan
di dunia, sehingga dalam dirinya terdapat keseimbangan berbagai kekuatan dari
dua alam. Jadi raja dipandang sebagai pusat komunitas di dunia seperti
halnya raja menjadi mikrokosmos dari wakil Tuhan dengan keraton sebagai tempat
kediaman raja. Keraton merupakan pusat keramat kerajaan dan bersemayamnya raja
karena rajapun dianggap merupakan sumber kekuatan-kekuatan kosmis yang mengalir
ke daerah kedaulatannya dan membawa ketentraman, keadilan dan kesuburan wilayah.http://akangkoclok.blogspot.com